Info Kontak

Kuliah Umum Unisda Lamongan: Merajut Keislaman dan Kebangsaan di Era Digital

Kuliah Umum Unisda Lamongan: Merajut Keislaman dan Kebangsaan di Era Digital

Universitas Darul Ulum Lamongan, Rabu 9 Juli 2025

Maraknya Dunia digital disebabkan karena berbagai macam Hal, maka Dari itu generasi sekarang harus cakap teknologi. Jangan sampai Ilmu yang dibawah Dari Kampus sebatas pada pengetahuan untuk diri sendiri. Dewasa ini banyak sekali orang yang tidak bisa memilah dan memilih konten. Banyak Dari mereka yang mengkonsumsi teknologi hanya digunakan sebagai media hiburan semata, padahal berkembangnya informasi harus dibarengi dengan saring sebelum sharing. 

Kalau bicara inteleltualisme sebenarnya Indonesia telah memiliki figur yang kompeten, berintelektual tinggi dan punya Rasa kebangsaan besar terhadap Tanah air. Hal ini kemudian dipertegas dari sikap para pendiri pesantren dan pula kerja keras ulama-ulama dulu. Seperti yang disampaikan Oleh Dewan Mustasyar PBNU saat ini yaitu Prof Aqil Sirodj mengatakan :  dari dulu sejak era Nabi Muhammad SAW yang dicita-citakan bukan negara Islam melainkan, Sebuah bentuk wilayah yang berdasarkan pada Madhaniyah, Thamadhun, dan tsaqofah serta khadaroh yang memiliki arti negara maju Akan diksi Oleh orang ahli sainstifik, kemajuan ekonomi, kesejahteraan umat, dan munculnya peradaban yang modern. Di dalam al-Qur'an tidak Ada negara Islam. 

Hari ini banyak orang yang tidak Tahu bahwa Islam telah mengajarkan banyak Hal, seperti penemu angka 0 itu al-khawarizmi, ilmu kedokteran Ibnu Shina, ahli mathematics al-jabar, ahli sejarah at-thabari, al-farabi pakar astronomi dan lain2 sebagainya. Seandainya tidak Ada orang Ismail mungkin peradaban Barat tidak Akan bisa mengeja angka 10, Karena Akan ditulis 1X, seratus Jadi 1XX dan seterusnya. Era kejayaan islam dimulai Dari literasi yang kuat seperti bayt al-hikmah Oleh kerjaan Abbasiyah. 

Di nusantara ada KH. Hasyim Asy'ari yang mengenalkan wathoniyah sebagai bentuk bernegara. Orang-orang Arab waktu itu belum berani mengambil keputusan untuk Mandiri dan merdeka sendiri. Bangsa Indonesia ialah negara besar, Maka sebaputnya yang dibawah ialah konsep kebangsaan dan kenegaraan. Mulai sekarang jangan Lagi membenturkan kenegaraan dengan ideologi, Karena sejatinya keduanya merupakan simbol didalam mengenalkan negara yang unggul dan kompeten, Maka dari itu ciptakan ekosistem yang membangun dan Bukan merusak. 

Agama dan nasionalisme jangan sampai dibenturkan, Karena keduanya merupakan anugerah yang harus dijaga. Seperti dicontohkan terkait orang yang hanya mementingkan Salah satunya pasti hancur. 

Para mahasiswa dan lulusannya harus berperan aktif didalam Sosial media, harus melek teknologi, jangan acuh sampai lupa untuk berdakwah. Mari bersama merawat NU dengan Ikhlas, meski tidak 100 person. Jangan menganggap NU hanya sebagai gerbong, tapi jadikan organisasi ini bertumbuh dengan khazanah intelektualisme pesantren dan keimanan yang kuat Oleh seluruh umat Muslim Indonesia. 

Jika teman-teman akademisi mau menelisik lebih jauh, seberapa Kaya Khazanah intelektualisme Kita, Maka pergilah ke France, Holland, disana banyak manuscript Keren peninggal ulama nusantara. Untuk itulah Mbah Hasyim, Gus dur, Mbah sibaweh, Mbah mahfud tarmasi termasuk, ialah contoh2 ulama berpengaruh yang Bisa dijadikan contoh kongkrit, Kita punya Khazanah matang untung dilestarikan. 

Demikian reportase dari gedung Halla Manaqib Unisda Lamongan, saya Ahmad Ja'farul Musadad reporter Jurnalistik, SMK Nusaka. Sekian terima kasih.


Ahmad Ja'farul Musadad, Reporter Jurnalistik SMK Nusaka